Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Spesimen dan Diagnosa Pentingnya dalam Penyembuhan Penyakit

Konten [Tutup]

    Specimen
    Specimen

    Apa Itu Spesimen?

    Spesimen yaitu segala macam benda apa saja yang dianggap tercemar oleh suatu penyakit hewan atau jasad renik penyebab penyakit hewan termasuk bagian-bagian tubuh hewan atau berupa hewannya sendiri yang mati, sakit atau tersangka sakit perlu dikirim secara cepat dengan memperhatikan ketentuan yang diperlukan untuk digunakan dalam pengujian, pemeriksaan, atau pembelajaran.

    Suatu spesimen laboratorium merupakan bagian dari hewan, tanaman, tumbuhan, ataupun mikroorganisme yang digunakan sebagai sampel buat melihat sifat-sifat dari totalitas populasi dari spesies ataupun subspesies. Kala suatu takson yang dipaparkan, umumnya didasarkan pada spesimen tunggal, setelah itu dikatakan selaku holotipe.

    Seberapa Penting Spesimen?

    Pengambilan spesimen merupakan langkah awal yang sangat menentukan hasil pemeriksaan dalam rangka memperoleh jawaban yang menentukan penyebab infeksi. Pengambilan specimen dapat dilakukan dengan mengambil dari air liur, feses, darah, organ luar atau dalam. Agar diperoleh kualitas spesimen yang baik, pengambilan spesimen harus memenuhi beberapa kriteria tertentu.

    Prinsip-prinsip pengambilan spesimen

    • Diambil pada waktu yang tepat
    • Menggunakan teknik yang tepat
    • Peralatan yang baik
    • Dikirimkan dalam keadaan aseptik

    Pengambilan serta Pengiriman Spesimen

    Pada hewan, spesimen bisa berbentuk darah perifer serta daun kuping yang diambil dengan jarum, setelah itu pada kertas saring, kapur tulis ataupun kapas, apabila hewan masih hidup. Apabila hewan telah mati, spesimen bisa diambil dari daun kuping, cairan oedema, tulang, kulit serta bahan- bahan yang diprediksi tercemar semacam tanah.

    Spesimen wajib dimasukan ke dalam container yang terkuat supaya tidak rusak ataupun tumpah dalam ekspedisi. Spesimen tidak boleh dikirimkan ke laboratorium yang terletak di wilayah leluasa anthrax, semacam BPPH daerah VI Denpasar. (Soeharsono. 2002)

    Speciment Cutaneus anthrax ditilik secara Mikrobiologi serta Patologi buat Penaksiran Spesimen- spesimen wajib dikumpulkan dari tiap penderita yang lagi dievaluasi buat peradangan cutaneus anthrax


    Metode Pengambilan serta Penindakan Spesimen

    Waktu Pengambilan Spesimen

    1. Pengambilan serum

    Pengambilan serum buat uji– uji serologis yang diambil dalam mengetahui terdapatnya carrier harus dilihat sejarah vaksinasi objeknya, sebab keberadaan antibody dalam sesuatu kelompok objek bisa diperoleh dari hasil vaksinasi, sehingga tidak bisa diindikasikan terdapatnya penyakit. Oleh sebab itu pengambilan serum hendaknya dicoba 2 kali yaitu awal pada dikala lagi masa kronis sesuatu penyakit serta serum kedua pada 2- 3 pekan sehabis waktu pengambilan awal ataupun dalam masa convalescence.

    Apabila ditemui terdapatnya kenaikan titer antibody membuktikan terdapatnya penyakit. Tetapi bila serum pada masa kronis serta convalescence tidak membolehkan buat diperoleh dari objek yang lagi sakit, hingga pendamping serum tersebut bisa diperoleh dari objek-objek lain yang kontak dengan objeksakit, walaupun objek tersebut tidak membuktikan indikasi klinis.

    Apabila yang hendak ditilik tidak terdapat kontak dengan spesimen yang sakit lebih dahulu hingga pendamping serum ini bisa diambil dari spesimenyang benar-benar dikenal leluasa dari agen yang diprediksi serta dibanding dengan objek yang terletak pada fase convalescence.

    Dalam mengambil serum, diusahakan darah yang diambil tidak hadapi haemolisis, karena serum yang darahnya heamolisis hendak tercemar oleh sel darah yang lisis, perihal ini menimbulkan toksik untuk sel kultur yang digunakan buat uji serologi ataupun pengaruhi hasil uji serologi itu sendiri, misalnya terjalin positif palsu.

    Darah yang sudah diambil dibiarkan mengeras, apabila pengambilan darah jauh dari laboratorium hendaknya darah dibawa dalam termos yang dingin.

    Darah yang beku dibiarkan tadi malam pada temperatur 4o C, maka keesokan harinya serum hendak nampak keluar.

    Serum hendaknya lekas dipisahkan, setelah itu serum ditaruh di freezer.

    Darah (whole blood) tidak boleh ditaruh dalam kondisi beku sebab hendak hadapi hemolisis


    2. Pengambilan organ/ jaringan

    Pengambilan spesimen hendaknya dicoba pada dikala spesimen terletak pada masa kronis/viremia, dimana pada dikala itu virus tersebar di pembuluh darah serta menyebar keseluruh badan.

    Apabila membolehkan objek dibawa dalam kondisi hidup ke lab. Tetapi apabila tidak membolehkan hingga spesimen diambil dari objek sakit yang dimatikan/dibunuh. Ataupun dicoba biopsi ataupun objek yang baru saja mati.

    Spesimen yang diambil wajib ialah jaringan yang berasal dari organ yang hadapi lesio ataupun berkaitan dengan indikasi klinis sesuatu penyakit.

    Apabila penyakit bertabiat sistemik bisa diambil spesimen berbentuk Hemolymph.

    Darah bisa pula dijadikan spesimen buat diisolasi virusnya, tetapi darah tersebut wajib ditambahkan antikoagulan semacam Citrat. Dalam mengambil spesimen wajib dicermati metode aseptisnya, buat menjauhi kontaminasi.

    Spesimen yang diambil lumayan dalam jumlah yang kecil, paling utama diseleksi jaringan dari wilayah marginal yang aktif. spesimen ditempatkan dalam botol/ wadah kecil yang steril, tidak butuh ditambah bahan yang lain.

    Buat spesimen berbentuk swab bisa ditambahkan transport medium berbentuk buffer dalam jumlah kecil buat menghindari kekeringan.

    Botol ilustrasi ditutup rapat serta diberi penjelasan seperlunya.

    Spesimen dibawa ke laboratorium dalam keadaan dingin (4o C), apabila spesimen tersebut tidak langsung diolah hendaknya dlangsung ditaruh di Freezer suhu -20o C.

    Spesimen yang dapat diambil buat diagnosa penyakit ikan merupakan: darah, hemolymph, insang pleopod, ginjal, hepatopankreas, jantung, integument, organ pencernaan, serta otot dibagian abdominal.

    Apa itu Diagnosa?

    Diagnosa merupakan sesuatu proses buat memastikan serta mengamati perubahan yang terjalin pada ternak ataupun hewan melalui tanda-tanda ataupun indikasi klinis yang nampak sehingga suatu penyakit bisa dikenal penyebabnya.

    Diagnosa, baik pada hewan ataupun manusia, bisa ditegakkan bersumber pada epidemiologi (sejarah peristiwa anthrax masa kemudian, tipe hewan terkena, terdapat ataupun tidak terdapatnya penularan ke manusia) serta indikasi klinik. Peneguhan penaksiran dicoba secara laboratorik dengan isolasi agen penyakit serta uji serologi FAT.

    Pada manusia, spesimen buat pengecekan laboratorik bisa diambil dari cairan vesikel, jaringan badan, darah (sewaktu septicemia) serta usapan langsung (direct smear) dari lesi kulit. Pewarnaan Giemza terhadap preparat usapan langsung butuh dilanjutkan dengan upaya isolasi kuman sebab bisa galat dengan kuman lain berupa batang, misalnya Bacillus subtilis. Pengecekan secara FAT yang memiliki sensivitas serta ketetapan (sensivity and specifity) besar dapat dicoba apabila memakai mikroskop fluorescence.

    Pada hewan, spesimen bisa berbentuk darah perifer dari daun kuping yang diambil dengan jarum, setelah itu diisapkan pada kertas saring, kapur tulis, ataupun kapas bila hewan masih hidup. Apabila hewan telah mati, spesimen bisa diambil dari potongan daun kuping, cairan oedema, tulang, kulit serta bahan lain yang tercemar. Deteksi antigen bisa dicoba dengan uji Ascoli

    Faktor Ketepatan Diagnosa

    • Sejauh mana anamnese bisa dicoba secara pas,
    • Indikasi klinis yang terlihat dari penyakit tersebut,
    • Pengecekan pasca mati dan ketepatan,
    • Kecepatan hasil pengecekan di laboratorium, dan
    • Mutu spesimen yang dikirim ke laboratorium.

    Contoh:
    Metode pendinginan (yang kerap digunakan merupakan es kering), Pengawetan dengan bahan kimia. Misalnya dengan memakai larutan pengawet serta penyangga semacam formalin salin 10%, gliserin buffer 50%, alkohol 70%, PBS, NaCL fisiologis serta sebagainya. Bila membolehkan pakai media transpor serta preparat apus.

    Bila hendak mengirimkan plasma darah ataupun serum perhatikan metode konsumsinya.

    Pada prinsipnya bahan yang dibutuhkan, metode pengepakan, serta tata cara yang dikehendaki wajib disesuaikan dengan apakah spesimen tersebut buat ditilik secara bakteriologik, virologik, mikologik, parasitologik, toksikologik, serologik serta pengecekan histopatologik. Penyakit serta organ yang terkena umumnya khusus oleh karenanya pengiriman spesimen wajib mencermati indikasi klinis penyakit serta tipe spesimen dan pengawetan yang digunakan.

    Jenis-jenis Diagnosa

    Diagnosa Banding

    Pada kuda, terdapatnya oedama di dasar kulit bisa galat dengan dourine yang diakibatkan oleh Trypanosoma equiperdum. Kematian tiba- tiba pada beberapa hewan besar butuh memikirkan mungkin keracunan.

    Post a Comment for "Spesimen dan Diagnosa Pentingnya dalam Penyembuhan Penyakit"