Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Vitamin : Manfaat, Sumber, dan Gejala Defisiensi dari Vitamin

Konten [Tutup]
    vitamin larut dalam lemak dan vitamin tidak larut dalam lemak
    Vitamin


    VITAMIN

    Vitamin pada mulanya digolongkan dalam : 1) vitamin yang larut dalam lemak dan 2) vitamin yang larut dalam air, karena yang pertama dapat diekstraksi dari bahan makanan dengan pelarut lemak dan yang terakhir dengan air. Vitamin yang larut dalam lemak, termasuk vitamin A, D, E, dan K dan mengandung hanya karbon, hidrogen dan oksigen. Yang larut dalam air terdiri dari : asam askorbat (C) dan B-kompleks (B1 sampai B12). Zat-zat tersebut mengandung karbon, hidrogen dan oksigen. Dapat pula mengandung nitrogen, sulfur atau kobalt.


    VITAMIN  YANG LARUT DALAM LEMAK

    Vitamin-vitamin yang larut dalam lemak mengandung karbon, hidrogen dan oksigen. Karena larut dalam lemak, maka kelebihan dari yang dibutuhkan akan didepositokan dijaringkan lemak. Oleh karena itu, pemakaian vitamin-vitamin yang larut dalam lemak ini harus benar-benar sesuai dengan yang dibutuhkan, jangan sampai berlebih dan tentu jangan kurang. Vitamin yang larut dalam lemak biasanya ditimbun dalam tubuh dan karenanya tidak perlu disediakan tiap hari dalam ransum. Vitamin-vitamin dalam kelompok ini adalah :


    Vitamin A

    Vitamin A merupakan vitamin yang larut dalam lemak terpenting bagi unggas dan broiler. Vitamin ini juga diberi nama retinol, retina dan asam retionik. Vitamin A esensial untuk pertumbuhan. Merupakan zat yang penting dalam membuat tubuh tahan terhadap infeksi. 

    Memelihara jaringan epitel dan mencegah terjadinya buta malam. Vitamin A terdapat dalam tubuh tumbuhan sebagai karoten (prekursor vitamin A). Vitamin A dan Karoten diserap dari usus kecil dan disimpan terutama (lebih kurang 80 sampai 90 persen) di dalam hati.


    Gejala Defisiensi Vitamin A :

    1. Pertumbuhan terganggu, karena vitamin A adalah esensial dalam pertumbuhan sel-sel baru
    2. Pertandukan jaringan epitel (jaringan berubah menjadi keratin yang merupakan protein yang tidak dapat larut dan merupakan bagian penting bdari tanduk, kuku, rambut dan bulu). Jaringan yang berubah jadi keratin dalam berbagai saluran dalam tubuh menurunkan ketahanan jaringan epitel bersangkutan terhadap infeksi organisme. Pneumonia, diare, batu ginjal, dan batu kantung air kencing adalah gejala yang lazim diketemukan juga efisiensi reproduksi banyak menurun
    3. Buta malam (hemeralopia)
    4. Pertumbuhan bulu kasar


    Sumber Vitamin A

    Yang merupakan sumber vitamin A adalah minyak hati ikan, mentega (lemak susu), kuning telur, keju, hati, hijauan, dan zat-zat sintetis. Warna hijau tumbuhan merupakan petunjuk yang baik tingginya kadar karoten. Tetapi penilaian dengan mata terhadap kualitas karoten dari hijauan tersebut terbatas karena pigmen hijau (klorofil) tidak rusak pada laju yang sama seperti halnya karoten. Vitamin A yang berasal dari minyak ikan sebagian besar ada dalam bentuk ester.


    Sifat-sifat Vitamin A

    Tumbuh-tumbuhan tidak menyintesis vitamin A akan tetapi hewan mempunyai enzim di dalam mukosa usus yang sanggup mengubah karotenoid provitamin A menjadi vitamin A. Tiga senyawa vitamin A mempunyai aktivitas vitamin A untuk ayam dan hewan lainnya adalah vitamin A alkohol (retinol), vitamin A aldehida (retina), dan asam vitamin A (asam retinoat), serta beberapa stereoisomernya. 

    Vitamin A ikut dalam berbagai proses tubuh :1) stetreoisomer retina yang disebut retinen, memainkan peranan penting dalam penglihatan. Vitamin A dibutuhkan untuk 2) pencegahan ataxia yang parah pada anak ayam, 3) pertumbuhan, 4) pemeliharaan kesempurnaan selaput mukosa, 5) reproduksi, 6) pertumbuhan tulang rawan yang baik, dan 7) tekanan cairan serebrospinal yang rawan.


    Vitamin D

    Alam hanya menyediakan sedikit vitamin D dalam bahan makanan. Sinar ultraviolet dari matahari bekerja sebagai sumber energi yang dibutuhkan untuk mengubah 7-dehidrokolesterol (sterol hewan yang disimpan di bawah permukaan kulit) menjadi vitamin D3 aktif. 

    Ergosterol (sterol tumbuh-tumbuhan) menghasilkan kalsiferol (vitamin D2) setelah penyinaran. Ada lebih kurang 10 derivat sterol yang mempunyai aktivitas vitamin D. Akan tetapi ergosterol dan 7-dehidrokolesterol merupakan provitamin D utama yang menghasilkan berturut-turut D2 dan D3.

    Vitamin D2 (bentuk tumbuh-tumbuhan dari vitamin) dan vitamin D3 (bentuk hewan) mempunyai nilai antirachitis yang sama untuk anjing, babi, tikus, ruminansia, dan manusia, sedangkan D3 lebih bermanfaat daripada D2 untuk unggas.

    Vitamin D adalah istilah umum yang digunakan terhadap derivat-derivat sterol yang larut dalam lemak, yang aktif dalam pencegahan rachitis pada hewan.

    Vitamin D atau ergocarciferol mempunyai beberapa bentuk, tetapi tidak semuanya penting bagi kita. Dua vitamin D yang penting untuk ternak ini adalah vitamin D2 dan vitamin D3. Vitamin D3 ini lebih stabil daripada vitamin D2. Meskipun demikian keduanya lebih stabil terhadap oksidasi daripada vitamin A.


    Gejala Defisiensi Vitamin D

    1. Rachitis, suatu kelainan dari tulang akibat kekurangan kalsium atau fosfor. Terjadi terutama pada hewan muda atau bayi. Hanya mamalia dan burung yang dapat terserang rachitis.
    2. Osteomalasi, suatu keadaan ditandai dengan dekalsifikasi sebagian tulang yang mengakibatkan tulang menjadi lunak dan rapuh. Terjadi pada orang dewasa dan hewan yang tulang-tulangnya tumbuh sempurna, akan tetapi yang ransumnya defisien vitamin D atau kalsium dan fosfor.
    3. Konsentrasi fosfor serum darah rendah.
    4. Penebalan dan pembengkakan persendian.


    Sumber Vitamin D

    Sumber vitamin D mencakup minyak hati dari berbagai ikan , susu, mentega, kuning telur, sterol hewan, dan tumbuh-tumbuhan yang telah disinari, dan preparat-preparat komersial.


    Sifat-sifat Vitamin D3

    Kolekalsiferol tidak larut dalam air, larut dalam larutan organik dan minyak tumbuh-tumbuhan. Dengan cairan aseton memberikan kristal sebagai jarum halus putih. Kolekalsiferol dirusak oleh sinar ultraviolet yang berlebihan dan oleh peroksida dengan adanya asam lemak tidak jenuh yang tengik. 

    Sebagian besar bahan makanan campuran mengandung cukup vitamin E dan antioksidan lainnya untuk melindungi rusaknya kolekalsiferol. Antioksidan buatan digunakan pula untuk melindungi potensi vitamin D dari bahan makanan.


    Vitamin E

    Vitamin E ditemukan dalam tahun 1924 dan disebut tocoferol (dari bahasa Yunani tocos berarti kelahiran anak dan phero berarti mengasuh). Isomer tocoferol merupakan antioksidan kuat. Vitamin tersebut terdapat luas di seluruh tubuh disimpan dalam lemak, karenanya tidak merupakan kebutuhan sehari-hari dalam ransum. 

    Berbeda dengan vitamin D, vitamin E ini banyak terdapat di dalam bahan makanan sumber alami. Hijauan dan rumputan muda merupakan sumber alpha tocopherol yang baik. Sayang hijauan ini hanya sedikit sekali penggunaannya dalam formula ransum, hanya kurang dari 3% persen saja.


    Gejala Defisiensi Vitamin E

    1. Hilangnya fertilitas pada marmot, tikus dan mungkin juga pada babi
    2. Warna kecokelatan dari uterus tikus dan jaringan lemak
    3. Kerusakan urat daging kerangka pada marmot, domba, kelinci dan tikus
    4. Kelainan urat daging jantung pada sapi, domba, monyet, unggas, kelinci dan tikus.
    5. Nutritional encephalomalacia pada unggas, disebut pula penyakit gila ayam, gejalanya terdiri dari hilangnya koordinasi, kepala ditarik ke belakang dan anggota badan yang menjadi kaku
    6. Nekrosis hati pada tikus dan degenerasi hati dan urat daging pada babi.


    Sumber Vitamin E

    Sumber yang kaya akan vitamin E adalah minyak tumbuh-tumbuhan, butiran-butiran dan telur. Kolostrum manusia dan sapi mengandung vitamin E sepuluh kali lebih tinggi daripada susunya. Minyak jagung, minyak biji kapas, dan minyak lembaga gandum mengandung tocoferol sebanyak 0,01 – 0,05 %. Vitamin E dapat pula dibuat secara sintesis.


    Fungsi Metabolik Vitamin E

    Dalam tubuh hewan vitamin E mempunyai berbagai fungsi metabolik :

    1. Sebagai antioksidan biologis
    2. Dalam pernafasan jaringan normal, mungkin untuk membantu fungsi dari sistem sitokrom oksidasi atau untuk melindungi susunan lipida di dalam mitikondria dari kerusakan oksidasi
    3. Dalam reaksi fosforilasi normal terutama dari ikatan energi fosfat seperti keratin fosfat dan adenosin trifosfat
    4. Dalam metabolisme asam nukleat
    5. Dalam sintesis asam askorbat
    6. Dalam metabolisme asam amino sulfur


    Vitamin K

    Vitamin K merupakan vitamin yang esensial untuk pembentukan protrombin oleh hati. Pembentukan darah terdiri dari 2 tahap : 1) protrombin ( dengan adanya tromboplastin, kalsium dan faktor-faktor lainnya) diubah menjadi trombin dan 2) fibrinogen diubah menjadi gumpalan fibrin. Vitamin K alami mengandung komponen yang terdiri dari phytyl yang radikal. 

    Pada vitamin K sintetik seperti menadion tidak mengandung phytyl radikal itu. Phytyl radikal inilah yang menyebabkan vitamin K alami itu kurang aktif dibandingkan dengan vitamin K sintetik dalam pembekuan darah. Jadi vitamin ini diperlukan oleh hati untuk membentuk protein darah yang berperan dalam pembekuan darah.


    Penyerapan Vitamin K

    Untuk penyerapan filokuinon, menakumon, dan menadion yang optimum pada traktus intestinalis, dibutuhkan adanya lemak dan garam-garam empedu.


    Gejala Defisiensi Vitamin K

    Defisiensi vitamin K menimbulkan gejala-gejala :

    1. Hipoprotrombinemia, suatu defisiensi protrombin dalam darah
    2. Pendarahan subkutan dan intramuskular, terutama pada unggas


     

    VITAMIN YANG LARUT DALAM AIR

    Vitamin yang larut dalam air, di antaranya asam askorbat (vitamin C) yang rupanya hanya dibutuhkan dalam makanan manusia, monyet, dan marmot serta vitamin B-kompleks yang hanya diperlukan dalam ransum hewan monogastrik. Vitamin B dapat dibagi dalam 2 golongan : 1) vitamin B yang ada hubungannya dengan pelepasan energi dari bahan makanan dan 2) vitamin hematopoietik atau vitamin yang ada hubungannya dengan pembentukan sel darah merah. Piridoksin – B6 berfungsi sedemikian rupa sehingga vitamin tersebut dapat dimasukkan dalam kategori vitamin pelepas energi dan vitamin hematopoietik.


    Vitamin C

    Vitamin C membantu dalam penyerapan besi dari makanan. Hasil penelitian dengan besi radioaktif yang dimasukkan ke dalam ransum memperlihatkan bahwa penyerapan asam askorbat dan makanan yang mengandung asam askorbat mempertinggi absorpsi besi. Jadi asam askorbat secara tidak langsung berguna dalam pencegahan anemia akibat defisiensi besi.


    Gejala Defisiensi Vitamin C

    Scorbut hanya terjadi pada manusia, monyet dan marmot. Mamalia lainnya rupanya sanggup membuat asam askorbat untuk kebutuhan makanannya. Scorbut ditandai oleh perdarahan di seluruh tubuh , gusi yang membengkak dan berdarah, dan anemia.


    Sumber Vitamin C

    Sumber vitamin C di antaranya jeruk limau, jeruk manis, anggur dan tomat. Sayuran dan buah-buahan mengandung pula sejumlah vitamin C. Vitamin tersebut dapat pula dibuat secara sitesis (merupakan vitamin pertama yang dapat disitesis di laboratorium). Asam askorbat diserap dari usus halus dan dikeluarkan melalui urine. Vitamin tersebut di rusak oleh oksidasi pada waktu bahan makanan dipanaskan, atau dengan adanya udara dan pada waktu pengeringan hijauan. Biji masak dan hasil ikutannya demikian pula rumput kering dan hijauan lainnya yang dikeringkan tidak mempunyai vitamin C. 

    Silase dapat mengandung vitamin C dalam jumlah yang cukup. Vitamin tersebut dibentuk pada waktu biji tumbuh oleh karenanya biji yang sedang berkecambah kaya akan vitamin C. Memberikan vitamin C pada hewan ruminansia tidak akan mempertinggi kadarnya dalam tubuh karena vitamin tersebut dihancurkan atau sebagian besar dihancurkan oleh proses fermentasi dalam rumen. Akan tetapi pembentukan asam askorbat dalam jaringan tubuh dapat dipertinggi dengan memberikan klorobutanol. Vitamin C adalah suatu antioksidan. 

    Sifat tersebut digunakan dalam pengalengan buah-buahan tertentu dengan cara menambahkannya dengan meksud menghalang-halangi perubahan oksidasi yang dapat menyebabkan warna kehitam-hitaman. Asam glikoaskorbat bekerja sebagai antimetabolit terhadap vitamin C.


    Thiamin (Vitamin B1)

    Vitamin B1 atau thiamin merupakan vitamin larut dalam air. Vitamin B1 merupakan komponen nitrogen yang kompleks dengan dasar komponen cincin pyrimidin yang terkait dengan rantai thiazole. Karena grup hydrozyl pada akhir rantai cincin dari ester. Bentuk utama thiamin pada jaringan lemak hewan adalah diphosphate ester (TDP) yang dinamakan juga thiamin pyrophosphate. Vitamin ini sangat larut dalam air dan juga dalam 95% alkohol. Thiamin ini tidak stabil dalam alkaline dan lebih stabil dalam larutan asam.

    Thiamin diperlukan dalam metabolisme semua spesies hewan dan juga dalam metabolisme tumbuh-tumbuhan. Pada tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi, thiamin dapat dibuat sendiri, begitu pula halnya pada beberapa tumbuh-tumbuhan tingkat rendah. Pada semua hewan, thiamin diperoleh dari makanannya, kecuali bila zat tersebut disintesisi oleh mikroorganisme di dalam tractus digestivus seperti halnya pada hewan ruminansia. 

    Di dalam tubuh, thiamin diserap oleh usus kecil dan usus besar. Selanjutnya dibawa ke hati, di sini menjalani fosforilasi untuk membentuk kokarboksilase. Meskipun penyerapan thiamin yang tinggi ditandai dengan kadarnya dalam darah yang meningkat, penyimpanan zat tersebut dalam tubuh sedikit. Penyerapan yang melebihi kebutuhan dengan cepat akan dikeluarkan ke dalam urine. Hal ini bahwa tubuh memerlukan persediaan thiamin yang teratur dan bahwa penyerapan yang melebihi keperluan tubuh akan terbuang percuma.


    Gejala Defisiensi Thiamin

    Defisiensi thiamin akan menimbulkan :

    1. Beri – beri
    2. Udema, terutama pada kaki (disebut pula beri-beri basah)
    3. Polyneuritis pada tikus dan burung
    4. Kehilangan nafsu makan, pertumbuhan terganggu, urat daging lemah, tak ada koordinasi


    Gejala lainnya adalah denyut jantung lambat, jantung membesar dan gangguan-gangguan gastrointestinal.


    Sumber Thiamin

    Sumber thiamin mencakup susu, kuning telur, daging (terutama daging babi dan jeroan seperti hati, butiran, leguminosa kering). Di Eropa dan Amerika Serikat yang bahan makanannya diperkaya dengan banyak thiamin, jarang terlihat adanya beri-beri kecuali pada alkoholisme (Penyakit Wernicke).


    Pencernaan, Penyerapan, Pengangkutan dan Penyimpanan Thiamin

    Thiamin mudah dicerna dan dibebaskan dari sumber-sumber alam. Meskipun mudah diserap dan diangkut ke sel di seluruh tubuh, zat tersebut tidak di simpan dalam jumlah besar. Jumlah yang terlalu besar akan dikeluarkan melalui urine. Oksitiamin merupakan antagonis thiamin. 

    Bila zat tersebut terdapat dalam ransum maka diperlukan lebih banyak thiamin untuk mencegah timbulnya gejala defisiensi. Banyak bahan makanan alam seperti kacang-kacangan mengandung ikatan aktif anti-tiamin. 

    Amprolium, suatu koksidiostat, bekerja dengan jalan mencampuri metabolisme thiamin dari koksidia, sedangkan pada kadar yang semestinya, koksidiostat tersebut tidak mengganggu metabolisme thiamin pada ayam. Berlebihan amprolium pada ransum dan air minummenyebabkan defisiensi thiamin.


    Riboflavin (Vitamin B2)

    Riboflavin mula-mula dilaporkan dalam susu yang menyebutnya laktokrom. Riboflavin berfungsi sebagai koenzim dan esensial dalam pemindahan energi di tubuli. Juga penting dalam metabolisme protein. Vitamin ini lebih sensitif  terhadap cahaya dan dapat rusak dalam alkali.


    Gejala Defisiensi Riboflavin

    Banyak jaringan tubuh yang menderita akibat defisiensi riboflavin. Dari jaringan-jaringan tersebut yang paling parah mengalami defisiensi adalah jaringan epitel dan sarung mielin dari beberapa batang urat syaraf utama. 

    Perubahan-perubahan dalam urat syaraf pangkal paha menimbulkan curled toe paralysis pada anak ayam yang sedang tumbuh. Pada manusia, defisiensi riboflavin menimbulkan gejala-gejala pada mata, keriput di sekitar mulut, kulit kasar dan dermatitis.


    Sumber Riboflavin

    Termasuk pada susu, dan hasil dari susu, daging, telur, leguminosa dan hijauan. Riboflavin disintesisi oleh hijauan, ragi, jamur, dan bakteri autotrofik. Riboflavin tidak disintesisi oleh hewan apapun, akan tetapi mikroorganisme yang mendiami tractus dapat memberikan sumbangan yang penting bagi kebutuhan hewan.


    Asam Pantotenat

    Seperti halnya vitamin B lainnya asam pentotenat adalah bagian dari suatu enzim, koenzim A. Merupakan bagian dari semua bahan makanan dalam jumlah yang berbeda-beda. Kemungkinan sama dengan vitamin B3.


    Gejala Defisiensi

    Defisiensi asam pantotenat menimbulkan gejala-gejala :

    1. Pertumbuhan terganggu, rambut memutih, degenerasi testis ulkus duodenum, dan fetus yang abnormal
    2. pada unggas gejala yang paling utama adalah dermatitis, pertumbuhan bulu terganggu dan bentuknya kasar.
    3. pada babi defisiensi asam pentotenat menimbulkan gejala jalan tidak normal yang disebut goose stepping. Juga dapat menimbulkan ulkus gastrointestinalis


    Sumber Asam Pentotenat

    Di antaranya pada hati, kuning telur, susu, kentang dan kubis. Asam pantotenat tersebar secara umum pada semua sel hidup. Vitamin tersebut stabil pada bahan makanan yang disimpan lama. Kehilangan yang sangat banyak akan terjadi bila mengalami pemanasan yang lama.



    Niasin (NIKOTINAMID, ASAM NIKOTINAT)

    Vitamin tersebut sebelumnya,dinamakan vitamin B5. Ada hubungannya dengan penyakit pelagra. Vitamin ini sangat stabil, tidak mudah rusak ole panas, asam, alkali atau oksidasi. Di bahan makanan alami juga stabil, tetapi sayang vitamin ini sangat sedikit kandungannya di banyak bahan makanan alami.


    Gejala Defisiensi Niasin 

    Gejala defisiensi Niasin akan menimbulkan :

    1. Dermatitis,  dementia, diare, kehilangan nafsu makan dan berat badan, muntah-muntah dan anemia.
    2. Pertumbuhan terganggu


    Sumber Niasin

    Susu, daging, hijauan, butiran (kecuali jagung), dan bungkil kacang tanah merupakan sumber niasin yang baik. Asam nikotinat tersebar luas pada butir-butiran dan hasil ikutannya dan dalam pelengkap protein. Akan tetapi jumlah yang terdapat tidaklah begitu tinggi dan banyak dari vitamin tersebut tidak dapat digunakan.


    Piridoksin (Vitamin B6)

    Piridoksin berfungsi dalam perubahan triptofan menjadi niasin dan dalam penggunaan asam lemak (metabolisme protein).


    Defisiensi Piridoksin 

    Defisiensi pridoksin akan menimbulkan :

    1. Serangan kekejangan (tikus, unggas, anjing dan babi)
    2. Luka pada arteri (monyet)
    3. anemia
    4. dermatitis dari kaki dan hidung (tikus)
    5. pertumbuhan terganggu (semua hewan muda).


    Sumber Vitamin B6

    Vitamin ini terdapat pada sebagian besar bahan makanan sebagai protein kompleks dari piridoksal dan piridoksamina fosfat. Vitamin B6 tersebar luas, urat daging, hati, hijauan yang banyak daunnya, dan butir-butiran merupakan sumber-sumber yang baik. 

    Sumber terkaya adalah madu tawon. Sebagian besar vitamin B6 dalam bahan makanan asal hewan terdapat dalam bentuk pridoksal dan piridoksamina fosfat. Pada tumbuh-tumbuhan dan biji-bijian biasanya dalam bentuk piridoksal. Kehilangan vitamin B6 terjadi pada waktu mengolah bahan makanan.


    Biotin

    Biotin merupakan vitamin yang pertama ditemukan sebagai vitamin yang bermanfaat untuk mengatasi kekurangan vitamin. Biotin sebagai kelompok prostetik berperan pada beberapa enzim yang memantapkan katalis karbondioksida ke dalam jaringan organik. Biotin disintesisi dalam usus manusia, ayam, anjing, tikus dan hewan ruminansia.


    Gejala Defisiensi :

    1. Pertumbuhan terganggu, dermatitis, rambut rontok, gangguan urat syaraf
    2. Pada ayam, biotin merupakan zat pencegah perosis, seperti halnya mangan, kolin dan asam flat


    Sumber Biotin

    Sumber utama biotin adalah hati, ragi, molase, kacang tanah, dan telur. Sebagian besar hijauan yang berdaun banyak merupakan sumber yang baik. Jagung, gandum, butiran-butiran lainnya, daging, dan ikan relatif miskin biotin. 

    Pada bahan makanan alam, biotin terdapat dalam bentuk ikatan maupun bentuk bebas. Yang dalam bentuk ikatan kebanyakan tidak berguna bagi hewan.


    Asam Folat (FOLASIN)

    Diperlukan untuk membentuk sel darah merah. Peranan utama dari asam folat adalah dalam sintesis nukleoprotein. Terutama penting pada mamalia pada waktu mitosis (dibutuhkan untuk melangsungkan metafase ke anafase).


    Gejala Defisiensi Asam Folat

    1. Gangguan pertumbuhan
    2. Sel darah yang abnormal (merah dan putih)
    3. Pertumbuhan bulu terganggu pada ayam
    4. Pigmentasi terganggu pada bulu yang berwarna


    Sumber Asam Folat

    Asam folat tersebar luas di alam, terdapat pada hewan, tumbuh-tumbuhan dan mikroorganisme. Sumber asam ini diantaranya hati, sayuran berwarna hijau tua, dan butiran-butiran. Susu mengandung vitamin tersebut dalam jumlah terbatas.


    Vitamin B12

    Vitamin tersebut dinamakan pula kobalamina dan seperti halnya asam folat ikut dalam sintesis asam nukleat. Dalam fungsinya, vitamin B12 erat hubungannya dengan asam folat. Rupanya, tiga vitamin ada sangkut pautnya dengan pembentukan darah yaitu : vitamin B12, asam folat, dan asam askorbat. Unsur kobalt merupakan zat esensial dalam pembentukan vitamin B12.


    Gejala Defisiensi Vitamin B12

    1. pertumbuhan lambat
    2. anemia
    3. efisiensi penggunaan makanan menurun
    4. mortalitas
    5. daya teras telur turun
    6. vitalitas rendah


    Sumber Vitamin B12

    Sumber uatam vitamin B12 di alam adalah sintesis mikrobial. Belum ada bukti yang meyakinkan bahwa vitamin B12 di buat di dalam jaringan tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi atau jaringan hewan. Vitamin B12 dibuat oleh banyak jenis bakteri dan aktinomisetes, akan tetapi rupanya tidak dibuat oleh ragi dan jamur.


    Kolin

    Sebenarnya zat tersebut tidak dapat digolongkan vitamin karena dapat dibuat dalam tubuh dari metionin dan merupakan bagian dari lemak dan jaringan urat syaraf. Terdapat dalam bahan makanan yang mengandung lemak.


    Gejala Defisiensi Kolin

    Selain pertumbuhan yang terganggu, gejala penting defisiensi kolin adalah perosis pada anak ayam dan anak kalkun. Meskipun defisiensi kolin cepat timbul pada anak ayam yang mendapat ransum berkadar kolin rendah, suatu defisiensi pada ayam petelur sulit di dapat. 

    Defisiensi kolin pada umumnya lebih sulit di dapat pada spesies selain ayam dan kalkun. Tikus tidak membutuhkan sumber kolin dalam ransumnya bila metionin cukup diberikan untuk menjamin gugus metil yang dibutuhkan untuk sintesis kolin.


    Sumber Kolin

    Bahan makanan yang kaya akan kolin di antaranya adalah hati dan tepung kelenjar, tepung ikan, ragi dan bungkil kacang kedelai.


    Inositol

    Inositol erat hubungannya dengan vitamin B-kompleks. Inositol merupakan bagian sel pada hampir semua jaringan hewan. Terdapat terutama dalam konsentrasi tinggi di banyak jaringan alat tubuh. Zat tersebut tidak merupakan suatu kebutuhan dalam makanan bagi manusia dan dalam ransum sebagian besar hewan ternak. 

    Terdapat dalam tumbuhan sebagai zat fosfor organik fitin. Sedangkan dalam tubuh hewan merupakan bagian dari sefalin-sefalin tertentu. Zat tersebut dapat mencegah dan mengobati alopecia pada tikus. Mempunyai daya kerja lipotropik dalam beberapa ransum tikus yang tidak dipunyai oleh vitamin-vitamin lainnya. Terdapat luas dalam bahan makanan sehingga kadar dalam ransum umumnya cukup memenuhi kebutuhan.


    Gejala Defisiensi Inositol

    Pertumbuhan terganggu dan alopecia pada tikus. Gejala alopecia sama dengan gejala alopecia yang ditimbulkan oleh defisiensi vitamin B6 atau asam pantotenat.


    Asam Paraaminobenzoat

    Vitamin tersebut merupakan bagian molekuler dari asam folat. Asam ini menetralisir pengaruh bakteriostatik sulfonamida. Pada waktu ini diketahui bahwa asam ini mempertinggi potensi faali insulin dan penisilin dan dapat menghalangi produksi hormon tiroid. Mengenai kebutuhannya dalam makanan belum ada ketentuan bagi manusia maupun hewan.

    Post a Comment for "Vitamin : Manfaat, Sumber, dan Gejala Defisiensi dari Vitamin"